Selasa, 01 Mei 2012

Alasan Kenapa Mio J Bisa Irit


JAKARTA- Di awal 2012 PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) meluncurkan dua motor matik terbarunya dari keluarga Mio, yakni Mio Fino dan Mio J. Mio J ini merupakan skutik pertama Yamaha Indonesia yang mengadopsi sistem kerja YMJET-FI (Yamaha Mixture Jer-Fuel Injection) dan diklaim hemat bahan bakar hingga 30 persen dari motor sejenisnya.

Kali ini Yamaha Indonesia mengumumkan alasan dari Mio J yang diklaim hemat bahan bakar hingga 30 persen. Ini alasan Mio J bisa irit menurut Yamaha Indonesia.

Mio J mengusung teknologi terkini dengan kinerja bahan bakar yang jauh lebih hemat 30 persen. Rahasianya ada pada sistem kerja YMJET-FI yang mendukung performa dan akselerasi Mio J. Dukungan fuel pump dengan teknologi brushless-nya membuat putaran motor lebih tinggi, konsumsi litrik menjadi rendah dan suara motor lebih halus.

Tidak cukup sampai disitu, komponen lainnya seperti MAQS, O2 Sensor hingga ECU membuat Mio J benar-benar sempurna. Berikut beberapa komponen utama Mio J yang menjadi garansi dari kehandalan mesin motor dengan tagline It's Magic.

Fuel Pump : Mio J menjadi salah satu motor matik di Indonesia yang memiliki kapasitas tangki bensin lebih besar yakni 4,8 liter dan didukung teknologi Brushless. Teknologi ini merupakan teknologi untuk menunjang kehandalan motor listrik yang memiliki fuel pump. Teknologi ini unggul karena pada bagian commutator tidak terdapat brush (arang) dan mekanismenya diatur oleh microcontroller sehingga putaran motornya lebih tinggi, konsumsi listrik lebih rendah dan suara motor lebih halus.

Fuel Injector : Dibanding saudara tertuanya yang sudah mengadopsi teknologi FI yakni Vixion, Mio J memiliki lubang injektor lebih sedikit disekitar lubang. Sedangkan Vixion memiliki enam lubang. Perbedaan ini yang dapat menyesuaikan kapasitas mesin yang lebih kecil dari Mio J sehingga kebutuhan bahan bakar dapat terkontrol dengan baik dan lebih efisien.


MAQS : Merupakan singkatan dari Modulated Air Quantity Sensor yang dapat bekerja secara simultan untuk menganalisa jumlah udara yang masuk ke dalam intake manifold. MAQS ini tidak bekerja sendiri tapi dibantu dengan tiga sahabatnya, yakni TPS (Throttle Position Sensor) yang bertugas mendeteksi suhu udara yang masuk kedalam ruang bakar.

Lebih lanjut, untuk yang kedua yakni IAPS (Intake Air Pressure Sensor) dengan fungsi kerja utama mendeteksi tekanan di sepanjang lubang masuk dan bekerjasama dengan sensor yang lain untuk menetukan posisi titik mati atas.

Ketiga adalah IATS (Intake Air Temperature Sensor) yang bertugas mendeteksi suhu udara yang masuk kedalam ruang bakar untuk mengukur densitas udara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong kritik dan saran demi kemajuan blog kami